Kata
berdana tentu sering kita dengar , namun tahukah anda manfaat dari berdana
tersebut? Atau tahukah anda apa tujuan kita berdana? Sebenarnya berdana sering
diartikan bahwa apa yang di berikan kepada orang lain biasanya berupa uang
ataupun materi. Namun dalam agama Buddha berdana terbagi menjadi 4 yaitu; Amisadana, Dhammadana, Atidana, dan Mahatidana. Dan apa sebenarnya
pengertian dari “Dana” tersebut? Dana berartikan beramal, murah hati, gemar
menolong orang. Beramal disini bukan hanya dalam bentuk materi melainkan juga
non-materi. Contohnya adik kalian meminta kamu untuk mengajari dia, tetapi kamu
sendiri memiliki kesibukan lain yang kurang penting. Apa yang hendak dilakukan
oleh kamu?? Tentu kamu akan membiarkan adik kamu dalam kesulitan, atau ada yang
membantunya. Tentu dalam masalah ini berdana sangat di perlukan dari kamu
kepada adik kamu yaitu berupa waktu dan
pengetahuan yang selama ini telah anda dapatkan. Disini apa yang di dana kan?
Apakah uang?? Jawabannya tidak melainkan waktu dan pikiran kamu yang di
korbankan. Dalam agama Buddha ini disebut berdana atau istilah dalam agama
Buddha disebut Dhammadana yaitu dana yang diberikan dengan memberikan
penerangan, khotbah, ceramah atau mengajarkan Dhamma kepada seseorang atau
banyak orang, merupakan amal kebajikan atau dana yang tertinggi dan paling
besar jasa atau pahalanya. “Bagaikan
sebatang lilin yang dihidupkan di tengah kegelapan” bermaksud bahwa adik
kamu yang di tengah kebingungan akan tugasnya, kamu datang dengan pengetahuan
dan mengajarkannya seperti lilin yang menerangkan seluruh sudut ruangan. Cahaya
dari lilin tersebut bagaikan dhamma yang anda berikan pada adik anda yang
berada ditengah kebingungan.
Begitu juga para guru ataupun anggota sangha yang bertindak
demikian sebagai pelita dalam kegelapan karena kotoran pada pandangan kita.
Merekalah yang patut dihormati, serta orang tua kita yang sejak kita kecil
telah diajarkan mengenai baik atau buruknya suatu perbuatan tersebut. “Puja ca pujaniyanam”berartikan
menghormati mereka yang patut dihormati. Jadi jangan pernah untuk berniat untuk
membuat orang tua kalian bersedih karena tingkah laku kalian. Karena mereka
akan merasa telah gagal dalam mendidik kalian. Sungguh besar kasih sayang
mereka yaitu kedua orang tua kita.
Dahulu Pangeran Sidharta yang sekarang kita kenal dengan
Buddha Sakyamuni, ataupun Buddha Gotama. Beliau merupakan Buddha yang telah
mencapai Nibbana. Beliau dengan penuh
kasih sayang mau menyebarkan ajaran apa yang selama ini di temukan dengan
pelatihan dengan giat tentunya. Dhamma yang disebarkan beliau demi kepentingan
umat manusia yang masih memiliki kotoran pada pandangannya mengenai hidup ini.
Inilah yang disebut dengan Atidana yaitu dana yang diberikan demi kepentingan
umat manusia, seperti usaha dari Pangeran Siddharta tadi dijelaskan. Bila
dipikirkan apakah anda mau memberikan apa yang selama ini belum di temukan dan
untuk mendapatkannya perlu latihan dan usaha yang keras, dengan mudah
memberikannya kepada orang lain? Tentu hanya sebagian orang yang dapat
melakukan hal tersebut. Karena itu Pangeran Siddharta merupakan tokoh yang bole
ditiru perbuatannya
Bagaimana dengan berdana dengan mengorbankan diri untuk
orang lain? Apakah itu termasuk dalam berdana? Tentu iya, karena mereka telah
rela untuk mengorbankan hidupnya untuk kepentingan orang lain tanpa memikirkan
kehidupannya sendiri. Sebagai contoh Bodhisatva dalam usahanya menyempurnakan
Dana Paramita, atau sikap para pahlawan yang rela bekorban untuk kelangsungan
hidup negara kedepannya. Atidana juga terdapat dalam cerita Jataka yang menceritakan “seekor harimau
betina yang kelaparan karena tidak ada makanan yang dapat disantap, sampai ia
sadari kehadiran anaknya yang tentu bila dimakan akan membuat ia lepas dari
penderitaan kelaparannya itu. Tiba-tiba muncul seorang anak yang melihat
harimau betina tersebut ingin menyantap anaknya sendiri. Anak tersebut datang
dan menawarkan tubuhnya untuk sebagai gantinya demi menyelamatkan anak harimau
tersebut”. Dari cerita tersebut dapat kita contoh sikap rela bekorban yang
ditunjukan oleh anak itu yangmana adalah Buddha Gotama pada kelahiran
lampaunya. Sungguh mulia tindakan beliau di masa lampaunya, dan telah
semestinya kita sebagai pewaris dari dhammanya dapat meneladani sikap tersebut.
Diatas telah menjelaskan mengenai Dhammadana, Atidana, dan Mahatidana.
Dalam agama Buddha terdapat hari raya suci Kathina yangmana para anggota
Sangha melakukan masa Vasa,
dikarenakan pada musim hujan banyak hewan kecil keluar untuk berkembang biak.
Agar tidak melukai mereka maka para anggota Sangha melakukan masa Vasa. Pada saat itulah mereka berlatih dalam dhamma dan melatih
sila mereka. Kita sebagai umat berpeluang untuk menanamkan karma baik dengan
berdana berupa kebutuhan pokok Bhikkhu. Kita sebagai umat awam dapat mendanakan
berupa uang, beras, makanan, pakaian, obat-obatan dan lainya. Inilah yang
disebut Amisadana. Dana yang
diberikan dalam bentuk materi.
Setelah kita ketahui 4 dana dalam agama Buddha, sekarang
apa manfaat yang diperoleh dan apa tujuan sebenarnya kita melakukan dana. Dan
mengapa kita dianjurkan untuk berdana, karena berdana merupakan langkah pertama
bagi orang yang ingin melakukan kebaikan dan menanam karma baik dalam hidup.
Dengan berdana, seseorang akan dapat mengurangi sifat mementingkan diri sendiri
yang melekat dalam dirinya. Berdanapun akan memberikan buah yang menyenangkan
di kemudian hari bagi si pembuatnya. Dengan berdana seseorang akan berbahagia
baik sebelum atau pada saat bahkan setelah memberikan dana. Dalam Anguttara Nikaya IV : 62 disabdakan oleh
Sang Buddha, bahwa terdapat empat jenis kebahagian yang dapat dicapai oleh umat
berkeluarga, yaitu; kebagaian memiliki, kebahagian menikmati, kebahagian tanpa
hutang, dan kebahagian tanpa cela. Begitu juga bagi siapapun yang melakukan
berdana dengan Cetana yang baik tentu
akan membuahkan karma baik di kehidupan selanjutnya ataupun pada kehidupan saat
ini.
Jadi, berdana selain membuat orang lain berbahagia juga
melatih diri kita untuk menanmkan metta,
mudita, karuna, dan upekkha.
Secara tidak langsung membuahkan hasil berupa karma baik di kehidupan
selanjutnya ataupun kehidupan sekarang.