Total Tayangan Halaman

Senin, 08 Oktober 2012

Manfaat berdana



          Kata berdana tentu sering kita dengar , namun tahukah anda manfaat dari berdana tersebut? Atau tahukah anda apa tujuan kita berdana? Sebenarnya berdana sering diartikan bahwa apa yang di berikan kepada orang lain biasanya berupa uang ataupun materi. Namun dalam agama Buddha berdana terbagi menjadi 4 yaitu; Amisadana, Dhammadana, Atidana, dan Mahatidana. Dan apa sebenarnya pengertian dari “Dana” tersebut? Dana berartikan beramal, murah hati, gemar menolong orang. Beramal disini bukan hanya dalam bentuk materi melainkan juga non-materi. Contohnya adik kalian meminta kamu untuk mengajari dia, tetapi kamu sendiri memiliki kesibukan lain yang kurang penting. Apa yang hendak dilakukan oleh kamu?? Tentu kamu akan membiarkan adik kamu dalam kesulitan, atau ada yang membantunya. Tentu dalam masalah ini berdana sangat di perlukan dari kamu kepada adik kamu yaitu berupa waktu  dan pengetahuan yang selama ini telah anda dapatkan. Disini apa yang di dana kan? Apakah uang?? Jawabannya tidak melainkan waktu dan pikiran kamu yang di korbankan. Dalam agama Buddha ini disebut berdana atau istilah dalam agama Buddha disebut Dhammadana yaitu dana yang diberikan dengan memberikan penerangan, khotbah, ceramah atau mengajarkan Dhamma kepada seseorang atau banyak orang, merupakan amal kebajikan atau dana yang tertinggi dan paling besar jasa atau pahalanya. “Bagaikan sebatang lilin yang dihidupkan di tengah kegelapan” bermaksud bahwa adik kamu yang di tengah kebingungan akan tugasnya, kamu datang dengan pengetahuan dan mengajarkannya seperti lilin yang menerangkan seluruh sudut ruangan. Cahaya dari lilin tersebut bagaikan dhamma yang anda berikan pada adik anda yang berada ditengah kebingungan.
          Begitu juga para guru ataupun anggota sangha yang bertindak demikian sebagai pelita dalam kegelapan karena kotoran pada pandangan kita. Merekalah yang patut dihormati, serta orang tua kita yang sejak kita kecil telah diajarkan mengenai baik atau buruknya suatu perbuatan tersebut. “Puja ca pujaniyanam”berartikan menghormati mereka yang patut dihormati. Jadi jangan pernah untuk berniat untuk membuat orang tua kalian bersedih karena tingkah laku kalian. Karena mereka akan merasa telah gagal dalam mendidik kalian. Sungguh besar kasih sayang mereka yaitu kedua orang tua kita.  
          Dahulu Pangeran Sidharta yang sekarang kita kenal dengan Buddha Sakyamuni, ataupun Buddha Gotama. Beliau merupakan Buddha yang telah mencapai Nibbana. Beliau dengan penuh kasih sayang mau menyebarkan ajaran apa yang selama ini di temukan dengan pelatihan dengan giat tentunya. Dhamma yang disebarkan beliau demi kepentingan umat manusia yang masih memiliki kotoran pada pandangannya mengenai hidup ini. Inilah yang disebut dengan Atidana yaitu dana yang diberikan demi kepentingan umat manusia, seperti usaha dari Pangeran Siddharta tadi dijelaskan. Bila dipikirkan apakah anda mau memberikan apa yang selama ini belum di temukan dan untuk mendapatkannya perlu latihan dan usaha yang keras, dengan mudah memberikannya kepada orang lain? Tentu hanya sebagian orang yang dapat melakukan hal tersebut. Karena itu Pangeran Siddharta merupakan tokoh yang bole ditiru perbuatannya
          Bagaimana dengan berdana dengan mengorbankan diri untuk orang lain? Apakah itu termasuk dalam berdana? Tentu iya, karena mereka telah rela untuk mengorbankan hidupnya untuk kepentingan orang lain tanpa memikirkan kehidupannya sendiri. Sebagai contoh Bodhisatva dalam usahanya menyempurnakan Dana Paramita, atau sikap para pahlawan yang rela bekorban untuk kelangsungan hidup negara kedepannya. Atidana juga terdapat dalam cerita Jataka yang menceritakan “seekor harimau betina yang kelaparan karena tidak ada makanan yang dapat disantap, sampai ia sadari kehadiran anaknya yang tentu bila dimakan akan membuat ia lepas dari penderitaan kelaparannya itu. Tiba-tiba muncul seorang anak yang melihat harimau betina tersebut ingin menyantap anaknya sendiri. Anak tersebut datang dan menawarkan tubuhnya untuk sebagai gantinya demi menyelamatkan anak harimau tersebut”. Dari cerita tersebut dapat kita contoh sikap rela bekorban yang ditunjukan oleh anak itu yangmana adalah Buddha Gotama pada kelahiran lampaunya. Sungguh mulia tindakan beliau di masa lampaunya, dan telah semestinya kita sebagai pewaris dari dhammanya dapat meneladani sikap tersebut.
          Diatas telah menjelaskan mengenai Dhammadana, Atidana, dan Mahatidana. Dalam agama Buddha terdapat hari raya suci Kathina yangmana para anggota Sangha melakukan masa Vasa, dikarenakan pada musim hujan banyak hewan kecil keluar untuk berkembang biak. Agar tidak melukai mereka maka para anggota Sangha  melakukan masa Vasa. Pada saat itulah mereka berlatih dalam dhamma dan melatih sila mereka. Kita sebagai umat berpeluang untuk menanamkan karma baik dengan berdana berupa kebutuhan pokok Bhikkhu. Kita sebagai umat awam dapat mendanakan berupa uang, beras, makanan, pakaian, obat-obatan dan lainya. Inilah yang disebut Amisadana. Dana yang diberikan dalam bentuk materi.
          Setelah kita ketahui 4 dana dalam agama Buddha, sekarang apa manfaat yang diperoleh dan apa tujuan sebenarnya kita melakukan dana. Dan mengapa kita dianjurkan untuk berdana, karena berdana merupakan langkah pertama bagi orang yang ingin melakukan kebaikan dan menanam karma baik dalam hidup. Dengan berdana, seseorang akan dapat mengurangi sifat mementingkan diri sendiri yang melekat dalam dirinya. Berdanapun akan memberikan buah yang menyenangkan di kemudian hari bagi si pembuatnya. Dengan berdana seseorang akan berbahagia baik sebelum atau pada saat bahkan setelah memberikan dana. Dalam Anguttara Nikaya IV : 62 disabdakan oleh Sang Buddha, bahwa terdapat empat jenis kebahagian yang dapat dicapai oleh umat berkeluarga, yaitu; kebagaian memiliki, kebahagian menikmati, kebahagian tanpa hutang, dan kebahagian tanpa cela. Begitu juga bagi siapapun yang melakukan berdana dengan Cetana yang baik tentu akan membuahkan karma baik di kehidupan selanjutnya ataupun pada kehidupan saat ini.
          Jadi, berdana selain membuat orang lain berbahagia juga melatih diri kita untuk menanmkan metta, mudita, karuna, dan upekkha. Secara tidak langsung membuahkan hasil berupa karma baik di kehidupan selanjutnya ataupun kehidupan sekarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar